Salah satu Bulan yang berada di orbit terdekat dengan Planet Mars —
Phobos, diprediksi akan hancur perlahan-lahan. Ilmuwan NASA yang telah
meneliti fenomena ini mengungkap bahwa terdapat sebuah `struktur` alur
yang dinilai gagal di permukaan Bulan yang `berpasangan` dengan Deimos
tersebut.
Jika dibandingkan dengan Bulan lainnya yang ada di Tata Surya, Phobos
terhitung berada di jarak terdekat dengan Mars, yakni 6000 kilometer.
Diamati lebih lanjut, Phobos semakin mendekat ke Mars dalam jangkauan
jarak rata-rata 2 meter setiap 100 tahun. Meski jaraknya semakin dekat,
bulan tersebut diklaim tetap aman dalam jangka waktu 30 sampai 50 tahun
ke depan.
Seperti yang dikutip dari liputan6.com,
Phobos memiliki bentuk lonjong dan menjadikannya sebagai Bulan paling
besar milik si Planet Merah. Di bagian Bulan tersebut, alur yang tengah
diamati para ilmuwan ini diperkirakan memiliki kedalaman sekitar 30
meter dengan lebar 100 hingga 200 meter dan panjang kira-kira 20 meter.
Diduga, alur tersebut merupakan retakan yang terbentuk akibat
asteroid yang menghantam Phobos. Namun, di sisi lain, sebuah struktur
model 3D terbaru yang juga diteliti oleh para ilmuwan NASA
memperlihatkan bahwa alur tersebut justru lebih mirip dengan `stretch
marks` yang muncul akibat efek tarik-menarik antara Mars dan Phobos.
Jika ditelisik dari segi ilmiah, hal tersebut juga terjadi Bumi,
dimana terdapat gaya tarik menarik antara Bumi dan Bulan, hingga
menjadikan kedua objek menjadi sedikit berbentuk oval. Selain itu, gaya
tarik-menarik ini juga membuat Bumi menghasilkan efek pasang surut di
lautan.
Selain Phobos, NASA juga mencurigai salah satu Bulan milik Planet
Neptunus — Triton, memiliki kasus yang sama. Sayangnya, mereka belum
bisa mengusut fenomena ini secara langsung karena terhalang oleh
kesulitan menjangkau orbit Planet pasangan Uranus tersebut.
Untuk mengetahui sebesar apakah ukuran phobos, anda dapat melihatnya disini
WHAT'S NEW?
Loading...
0 komentar:
Post a Comment